JENEPONTO, SULSEL - Dr.dr, H. Syafruddin Nurdin sedikit bercerita tentang konsep yang dia bangun saat menjabat Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Syafruddin Nurdin menjelaskan bahwa di mana saat menggantikan Sekda Jeneponto yang sebelumnya pada 2017 lalu. Dirinya diberikan amanah hanya dalam waktu 3 jam.
Waktu yang terbilang singkat itu, Syafruddin mulai mengendentifikasi tentang sebuah masalah yang kira kira menjadi sangat urgen yang ia harus selesaikan.
"Jadi saya mendentifikasi tiga hal pokok, yaitu. Menata APBD untuk tepat waktu, menata tatakelola keuangan untuk disclaimer dan mengeluarkan Jeneponto dari daerah tertinggal, " cuitan mantan Sekda Jeneponto itu kepada Indonesiasatu.co.id, Rabu (08/12/2021).
Malam itu menjelang ba'da salat isya, Syafruddin Nurdin yakini, kalau tiga hal itu diperbaiki maka indikator indikator lainnya yang merupakan indikator kerja-kerja sektoral bisa selesai atau bisa menyusaikan, katakanlah IPM dan pengatasan kemiskinan dan segala - galanya.
Dari tiga indentifikasi permasalahan tersebut, dirinya pun buatkan dua konsep. Pertama konsep spirit kompetensi dan integritas moral dalam mewujudkan peradaban birokrasi, yang kedua konsep gerakan revolusi data.
Apa tujuan dari konsep tersebut, kata dia bahwa itu akan membuat para pejabat di Jeneponto ini menjadi fokus dalam pekerjaan database, fokus dalam persoalan perencanaan dan fokus dalam rasionalitas penggunaan anggaran.
Selain itu pula, fokus dalam pelaksanaan yang sesuai regulatif, fokus dalam pelaksanaan evaluasi, fokus dalam persoalan monitoring dan fokus pada persoalan target.
"Alhamdulillah, dengan konsep ini berjalan satu tahun semua OPD berkomitmen mulai 2018, 2019, 2020, 2021 sampai 2022 APBD Jeneponto tidak pernah lagi terlambat selalu ditetapkan sesuai waktu dan zero devide.
Lebih lanjut Syafruddin sampaikan bahwa dengan konsep revolusi data ini, dilakukanlah perbaikan data - database Jeneponto.
"Saya menyebutnya satu angka, satu pintu, satu Jeneponto dan lahirlah data-data yang sesungguhnya di Jeneponto, " sebutnya.
Selanjutnya kerja kerja sektoral, dia bilang tentu bagaimana kemudian meningkatkan bidang pendidikan, ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Kalau tidak salah Jeneponto ini ada sekitar 12 OPD yang harus berkonsentrasi.
"Nah apa yang terjadi, alhamdulillah 2019 Jeneponto keluar daripada daerah tertinggal, " ungkap sapaan Doktor Capa itu.
"Nah target kinerja ini menurut saya capai dengan dua konsep yang saya sebutkan. Mudah-mudahan 2022 Sekda yang terpilih ya lebih bagus lagi, " tambahnya.
Penulis: Syamsir
Editor: Cq